Senin, 02 Juni 2014
Kamis, 30 Mei 2013
Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa
Ingat maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan
orangtua, atau anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong
orangtua ketika di akhirat kelak sangat familiar ditelinga bu Nisa.
Orang tua mana yang tidak mau punya anak yang soleh, segala cara
terus dilakukan untuk mendapatkan anak yang soleh. Baik menyekolahkan
ditempat yang mahal, yang agamanya bagus, sampai mengantar jauh keluar
kota untuk mendapatkan anak yang soleh.
Ya,anak yang soleh harus diupayakan dan sudah merupakan kewajiban orangtua untuk men-solehan anaknya dengan cara yang benar.
Jumat, 24 Mei 2013
Khutbah Iblis Yang Sangat Menyentuh Hati…
Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling
menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah
Iblis ini.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى
مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ
وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ
“Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api
lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi
aku menyalahinya…” (Tafsiir At-Thobari 16/563)
Unhas Meluncurkan Komunitas Penghafal Al-Qur’an
Ahad, 19 Mei 2013, Universitas Hasanuddin meluncurkan Hasanuddin Qur’an Community (Komunitas
Penghafal Al-Qur’an Universitas Hasanuddin). Acara peluncuran yang
dihadiri sekitar 160 orang ini diadakan di di gedung PKP (Pusat Kajian
dan Penelitian) Universitas Hasanuddin dan disaksikan sekitar 170
hadirin. Komunitas ini diresmikan oleh Wakil Rektor III Unhas, Ir.
Nasaruddin Salam, M.T.
Dalam sambutannya, Pak Nasaruddin sedikit mengungkap trend sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang ini dalam merekrut karyawan. Menurut beliau banyak perusahaan yang merekrut karyawan dari sarjana -sarjana bukan karena kemampuan akademiknya, tetapi dari integritas dan karakternya. Ini dikarenakan asumsi perusahaan-perusahaan tersebut bahwa nilai akademik yang berhubungan dengan keterampilan memanfaatkan teknologi dapat dengan cepat dipelajari. Misalnya seorang sarjana teknik mesin, dilatih 3 bulan saja sudah bisa bekerja dengan baik. Beda dengan pembentukan integritas dan karakter yang membutuhkan waktu cukup lama, mungkin 2 tahun juga belum cukup.
Akademisi yang berasal dari Bulukumba ini berkali-kali menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an. Orang yang menghafal al-Qur’an dan menjiwainya maka dia akan memilik karakter yang baik. Beliau pun menganalogikan hal tersebut dengan komputer, “Jika dalam hati manusia dipenuhi al-Qur’an, maka yang keluar pun al-Qur’an. Sama dengan komputer, jika diisi dengan suatu memori, maka yang keluar pun isi memori itu,” pungkasnya.
Dalam sambutannya, Pak Nasaruddin sedikit mengungkap trend sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang ini dalam merekrut karyawan. Menurut beliau banyak perusahaan yang merekrut karyawan dari sarjana -sarjana bukan karena kemampuan akademiknya, tetapi dari integritas dan karakternya. Ini dikarenakan asumsi perusahaan-perusahaan tersebut bahwa nilai akademik yang berhubungan dengan keterampilan memanfaatkan teknologi dapat dengan cepat dipelajari. Misalnya seorang sarjana teknik mesin, dilatih 3 bulan saja sudah bisa bekerja dengan baik. Beda dengan pembentukan integritas dan karakter yang membutuhkan waktu cukup lama, mungkin 2 tahun juga belum cukup.
Akademisi yang berasal dari Bulukumba ini berkali-kali menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an. Orang yang menghafal al-Qur’an dan menjiwainya maka dia akan memilik karakter yang baik. Beliau pun menganalogikan hal tersebut dengan komputer, “Jika dalam hati manusia dipenuhi al-Qur’an, maka yang keluar pun al-Qur’an. Sama dengan komputer, jika diisi dengan suatu memori, maka yang keluar pun isi memori itu,” pungkasnya.
Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.5
Pada
edisi lalu (tulisan 1 -4) telah kami sebutkan 16 bentuk kelalaian dalam
mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian
yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya.
Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
17. Berdoa Buruk untuk Anak
Betapa banyak orang tua khususnya ibu-ibu yang mendoakan keburukan bagi anak-anaknya, maka engkau dapati –karena sebab yang kecil saja- mendoakan buruk kepada anaknya agar mati karena penyakit demam, atau terbunuh dengan peluru, atau tertabrak mobil atau mengalami kebutaan dan bisu. Engkau juga dapati bapak yang mendoakan buruk kepada anak-anak hanya karena mendapatkan sedikit perilaku durhaka dari anak-anaknya, sementara dia tidak menyadari bahwa kedurhakaan anak-anaknya itu karena mereka sendirilah penyebab utamanya.
Orang tua tidak pernah menyadari bahwa doa itu terkadang bertepatan dengan waktu dikabulkannya, sehingga apa yang didoakannya itu benar-benar terjadi, dan akhirnya hanya penyesalan yang tiada arti lagi.
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada,
17. Berdoa Buruk untuk Anak
Betapa banyak orang tua khususnya ibu-ibu yang mendoakan keburukan bagi anak-anaknya, maka engkau dapati –karena sebab yang kecil saja- mendoakan buruk kepada anaknya agar mati karena penyakit demam, atau terbunuh dengan peluru, atau tertabrak mobil atau mengalami kebutaan dan bisu. Engkau juga dapati bapak yang mendoakan buruk kepada anak-anak hanya karena mendapatkan sedikit perilaku durhaka dari anak-anaknya, sementara dia tidak menyadari bahwa kedurhakaan anak-anaknya itu karena mereka sendirilah penyebab utamanya.
Orang tua tidak pernah menyadari bahwa doa itu terkadang bertepatan dengan waktu dikabulkannya, sehingga apa yang didoakannya itu benar-benar terjadi, dan akhirnya hanya penyesalan yang tiada arti lagi.
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada,
“Janganlah kamu berdoa keburukan atas diri kamu, janganlah kamu berdoa keburukan atas anak-anak kamu, Janganlah kamu berdoa keburukan harta-harta kamu, janganlah kalian (mendoakan mereka) agar (doa yang kalian panjatkan ) tidak bertepatan dengan waktu Allah yang mustajab (memberi segala permintaan hamba-Nya) sehingga Allah mengabulkan untuk kalian doa yang buruk tersebut.”
Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.4
Pada edisi lalu (tulisan 1 -3)
telah kami sebutkan 13 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut
ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih
merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk
kelalaian itu adalah:
14. Benci Terhadap Anak Perempuan
Sebelum kita mengkaji masalah ini sebagai bentuk kesalahan dalam pendidikan anak, yang paling penting untuk digarisbawahi adalah bahwa sikap ini merupakan cerminan kesalahan dalam akidah dan keyakinan.
Sebagian orang ketika diberikan rezeki oleh Allah Ta’ala dengan lahirnya seorang anak perempuan maka ada rasa benci, dan dadanya terasa terhimpit dengan kehadirannya. Ini adalah perilaku dan budaya jahiliyah, sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya,
14. Benci Terhadap Anak Perempuan
Sebelum kita mengkaji masalah ini sebagai bentuk kesalahan dalam pendidikan anak, yang paling penting untuk digarisbawahi adalah bahwa sikap ini merupakan cerminan kesalahan dalam akidah dan keyakinan.
Sebagian orang ketika diberikan rezeki oleh Allah Ta’ala dengan lahirnya seorang anak perempuan maka ada rasa benci, dan dadanya terasa terhimpit dengan kehadirannya. Ini adalah perilaku dan budaya jahiliyah, sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya,
“Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.” (Q.S. An-Nahl: 58-59)
Langganan:
Postingan (Atom)