Ahad, 19 Mei 2013, Universitas Hasanuddin meluncurkan Hasanuddin Qur’an Community (Komunitas
Penghafal Al-Qur’an Universitas Hasanuddin). Acara peluncuran yang
dihadiri sekitar 160 orang ini diadakan di di gedung PKP (Pusat Kajian
dan Penelitian) Universitas Hasanuddin dan disaksikan sekitar 170
hadirin. Komunitas ini diresmikan oleh Wakil Rektor III Unhas, Ir.
Nasaruddin Salam, M.T.
Dalam sambutannya, Pak Nasaruddin sedikit mengungkap trend sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang ini dalam merekrut karyawan. Menurut beliau banyak perusahaan yang merekrut karyawan dari sarjana -sarjana bukan karena kemampuan akademiknya, tetapi dari integritas dan karakternya. Ini dikarenakan asumsi perusahaan-perusahaan tersebut bahwa nilai akademik yang berhubungan dengan keterampilan memanfaatkan teknologi dapat dengan cepat dipelajari. Misalnya seorang sarjana teknik mesin, dilatih 3 bulan saja sudah bisa bekerja dengan baik. Beda dengan pembentukan integritas dan karakter yang membutuhkan waktu cukup lama, mungkin 2 tahun juga belum cukup.
Akademisi yang berasal dari Bulukumba ini berkali-kali menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an. Orang yang menghafal al-Qur’an dan menjiwainya maka dia akan memilik karakter yang baik. Beliau pun menganalogikan hal tersebut dengan komputer, “Jika dalam hati manusia dipenuhi al-Qur’an, maka yang keluar pun al-Qur’an. Sama dengan komputer, jika diisi dengan suatu memori, maka yang keluar pun isi memori itu,” pungkasnya.
Dirangkaikan seminar al-Qur’an
Acara launching Hasanuddin Qur’an Community (HQC) juga dirangkaikan dengan seminar al-Qur’an yang dengan menghadirkan 2 pemateri: Ustadz Syaibani Mujiono dengan materi “Al-Qur’an Jalan Menuju Surga” dan Ustadz Marli Abdul Hamid, S.Pd.I dengan materi “Kemudahan dalam Menghafal al-Qur’an”.
Menurut Ustadz Syaibani, amat banyak dalil-dalil yang menerangkan akan keutamaan orang-orang yang menghafal al-Qur’an. Ketua Departemen Dakwah DPP Wahdah Islamiyah menyebutkan salah satu diantaranya adalah bahwa pada hari kiamat nanti para penghafal akan menempati posisi di surga sesuai ayat terakhir yang ia hafalkan. Berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi,
Ustadz Marli dalam kesempatan tersebut memberikan tips-tips agar seseorang mudah dalam menghafal al-Qur’an. Di antara tips yang beliau paparkan adalah seorang penghafal al-Qur’an harus ikhlas dalam menghafal al-Qur’an dan selalu menjaga keikhlasannya, kemudian menanamkan kecintaan terhadap al-Qur’an dan keinginan yang kuat untuk men menghafalnya. Memulai menghafal dan senantiasa memuraja’ah (mengulang-ulang) hafalan. Tips yang tak kalah penting menurut Pengasuh salah satu Pondok Tahfidzul Qur’an Wahdah Islamiyah ini adalah seorang penghafal al-Qur’an haruslah senantiasa menjaga dari dari perbuatan maksiat.[]
Dalam sambutannya, Pak Nasaruddin sedikit mengungkap trend sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang ini dalam merekrut karyawan. Menurut beliau banyak perusahaan yang merekrut karyawan dari sarjana -sarjana bukan karena kemampuan akademiknya, tetapi dari integritas dan karakternya. Ini dikarenakan asumsi perusahaan-perusahaan tersebut bahwa nilai akademik yang berhubungan dengan keterampilan memanfaatkan teknologi dapat dengan cepat dipelajari. Misalnya seorang sarjana teknik mesin, dilatih 3 bulan saja sudah bisa bekerja dengan baik. Beda dengan pembentukan integritas dan karakter yang membutuhkan waktu cukup lama, mungkin 2 tahun juga belum cukup.
Akademisi yang berasal dari Bulukumba ini berkali-kali menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an. Orang yang menghafal al-Qur’an dan menjiwainya maka dia akan memilik karakter yang baik. Beliau pun menganalogikan hal tersebut dengan komputer, “Jika dalam hati manusia dipenuhi al-Qur’an, maka yang keluar pun al-Qur’an. Sama dengan komputer, jika diisi dengan suatu memori, maka yang keluar pun isi memori itu,” pungkasnya.
Dirangkaikan seminar al-Qur’an
Acara launching Hasanuddin Qur’an Community (HQC) juga dirangkaikan dengan seminar al-Qur’an yang dengan menghadirkan 2 pemateri: Ustadz Syaibani Mujiono dengan materi “Al-Qur’an Jalan Menuju Surga” dan Ustadz Marli Abdul Hamid, S.Pd.I dengan materi “Kemudahan dalam Menghafal al-Qur’an”.
Menurut Ustadz Syaibani, amat banyak dalil-dalil yang menerangkan akan keutamaan orang-orang yang menghafal al-Qur’an. Ketua Departemen Dakwah DPP Wahdah Islamiyah menyebutkan salah satu diantaranya adalah bahwa pada hari kiamat nanti para penghafal akan menempati posisi di surga sesuai ayat terakhir yang ia hafalkan. Berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”Ustadz Marli dalam kesempatan tersebut memberikan tips-tips agar seseorang mudah dalam menghafal al-Qur’an. Di antara tips yang beliau paparkan adalah seorang penghafal al-Qur’an harus ikhlas dalam menghafal al-Qur’an dan selalu menjaga keikhlasannya, kemudian menanamkan kecintaan terhadap al-Qur’an dan keinginan yang kuat untuk men menghafalnya. Memulai menghafal dan senantiasa memuraja’ah (mengulang-ulang) hafalan. Tips yang tak kalah penting menurut Pengasuh salah satu Pondok Tahfidzul Qur’an Wahdah Islamiyah ini adalah seorang penghafal al-Qur’an haruslah senantiasa menjaga dari dari perbuatan maksiat.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar