Pada edisi lalu telah kami sebutkan 3 bentuk kelalaian dalam mendidik anak.
Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan
masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara
bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
4. Memanjakan Anak dan menuruti Semua Keinginannya.
Ada sebagian orang tua yang selalu
menuruti apa yang diminta dan diinginkan oleh Anaknya. Tidak ada satupun
permintan yang mereka tolak. Tipe orang tua seperti ini terlalu
berlebih-lebihan dan tanpa perhitungan dengan memberikan segalanya untuk
sang anak.
Melihat sikap orang tua seperti ini,
sang anak akan terbiasa menghamburkan harta dan membelanjakannya hanya
sekedar untuk menuruti kesenangannya semata. Hal ini akan membuat mereka
semakin buta dan tidak peduli dengan nilai harta (uang), serta tidak
dapat menggunakan harta yang dimilikinya dengan baik.
5. Mengabulkan Semua Permintaan Anak.
Sering terjadi, bahwa anak-anak yang
masih kecil meminta sesuatu (permintaan) kepada ayah atau ibunya. Lalu,
ketika ayah atau ibunya menolak permintaannya, maka sang anak akan
menangis tanpa henti-hentinya sampai dikabulkannya permintaannya. Ketika
orang tua mengalah dalam masalah ini atau memenuhi permintaannya, baik
karena alasan sayang kepada anak, agar tangisan anak terhenti, ataupun
alasan-alasan yang lain. Maka, ini merupakan bentuk sikap yang salah.
Sebab, hal ini justru dapat menyebabkan ketidakmandirian dan kelemahan
pada diri anak.
Dr. Muhammad Ash-Shabbag mengatakan, “Saya mendengar perkataan dari Malik bin Nabi rahimahullah
bahwa ada seseorang yang meminta saran dalam mendidik anak laki-laki
atau anak perempuan yang baru lahir. Maka Malik bertanya, “Berapa
umurnya ?” Orang tersebut menjawab, “Sebulan.” Maka Malik berkata,
“Engkau telah ketinggalan kereta!”
Malik melanjutkan, “Sebelumnya saya
menyangka bahwa apa yang saya katakan berlebihan, akan tetapi ketika
saya merenungkan, maka saya menyadari bahwa apa yang saya katakan itu
benar. Hal ini karena setiap anak menangis, maka ibunya memberinya susu,
sehingga terpatri dalam jiwanya bahwa “teriakan” adalah cara untuk
mewujudkan keinginan, dan si anak akan tumbuh dengan persepsi ini. Maka,
ketika orang-orang Yahudi memukulnya ia menangis, ia menangis di majlis
keamanan, dia mengira bahwa tangisannya akan menghantarkannya untuk
mendapatkan haknya.
6. Membelikan Mobil untuk Anak yang Usianya Masih Belia.
Sebagian orang tua membelikan mobil
(kendaraan) untuk anak-anak mereka saat usianya masih belia. Alasan yang
ada, bisa jadi karena sang anak terus menerus memintanya, atau karena
sang ayah ingin bebas dari banyaknya tuntutan kebutuhan rumah dan ingin
mengalihkannya kepada permasalahn anaknya. Atau sang anak terus menerus
meminta melalui sang ibu, kemudian sang ibu berganti merengek kepada
sang ayah. Atau berbagai alasan lain
yang digunakan.
yang digunakan.
Ketika sang anak berhasil mendapatkan
mobil idamannya, biasanya ia mulai bersikap menyimpang. Bisa dipastikan
dia banyak begadang di malam hari, sering keluar rumah, banyak
berinteraksi dan berteman dengan orang-orang yang tidak baik, banyak
orang yang terganggu dengan ulah mereka, atau mulai bolos sekolah.
Demikianlah, muncul kenakalan anak dari kesalahan sikap kedua orang
tuanya, sehingga sangat sulit untuk dikendalikan dan diarahkan.
7. Sikap Orang TuaTerlalu Keras Dan Kaku.
Sikap orang tua seperti ini dapat
dilihat dari sikap dan perilaku kasar mereka kepada anak-anaknya. Entah
dengan memukul (berlaku kasar) kepada anak-anak ketika berbuat kesalahan
meskipun sekali saja- atau mencela dan mencaci mereka pada setiap
kekeurangan baik yang kecil maupun yang besar, atau sikap-sikap keras
lainnya. (Bersambung insya Allah)
Sumber : Disalin dari buku “Jangan Salah Mendidik Buah Hati” karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al Hamd.
Sumber: http://wahdahmakassar.org/kelalaian-dan-kesalahan-orang-tua-dalam-mendidik-anak-2/#ixzz2UGUuzNSM
Follow us: @wimakassar on Twitter | wimakassar on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar