Jumat, 24 Mei 2013

KELALAIAN DAN KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Meski begitu besar tanggung jawab dalam mendidik anak, namun banyak orangtua yang melalaikannya. Bahkan tidak sedikit yang menganggap enteng amanah tersebut. Mereka tidak memelihara dengan sebaik-baiknya. Mereka menelantarkan anak-anaknya, mengabaikan pendidikannya, tidak memperhatikan dan tidak mengarahkan mereka.
Begitu mereka melihat benih-benih penyimpangan dan kenakalan pada anak-anak mereka, mulailah mereka menghardik dan mengeluhkannya. Mereka tidak menyadari, penyebab utama dari kenakalan dan penyimpangan itu adalah kelalaian mereka sendiri. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah sya’ir,
Dia telah campakkan anak-anaknya ke telaga dengan terbelenggu
Lalu berkata, “Jangan sekali-kali engkau basah dengan air!”
Kelalaian dalam mendidik anak banyak sekali bentuk dan ragamnya. Semua bentuk kelalaian itu akan menjadi penyebab penyimpangan dan kenakalan pada anak-anak. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
1. Membiasakan Anak Memiliki Sifat Penakut dan Tidak Percaya Diri

Diantara kesalahan yang sering terjadi dalam mendidika anak adalah menakut-nakuti mereka saat menangis agar diam. Seperti menakut-nakuti mereka dengan hantu, orang jahat, jin, suara angin dan lain-lain.
Efek negatif dari kesalahan metode ini, yakni menakuti-nakuti mereka dengan guru, sekolah, atau dokter, maka mereka akan tumbuh dalam bayang-bayang perasaan takut, gemetar dan gelisah jika disebutkan nama-nama tersebut. Ini adalah bentuk ketakutan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Disamping itu, ada hal yang sangat berpengaruh dalam menanamkan sifat pada diri anak, yaitu sikap panik dan gugup orang tua atas sesuatu yang menimpa si anak.
Sebagai contoh, ketika si anak terjatuh dari lantai hingga terluka dan keluar darah pada bagian wajah, tangan atau lututnya. Sang ibu bukannya berusaha menenangkan rasa takut pada anaknya dengan memberikan pengertian bahwa kecelakaan (jatuh) yang terjadi padanya adalah hal yang biasa dan tidak berbahaya. Tetapi, sang ibu justru terlihat gugup dan takut, menampar wajahnya sendiri, atau memukul-mukul dadanya, dan berteriak meminta pertolongan kepada seluruh penghuni rumah.
Sikap seperti  ini akan membuat sikap si anak yang mestinya biasa saja atas kejadian tersebut, justru menjadikannya seolah-olah menghadapi masalah yang besar, hingga sang anak semakin keras  menangis  karena ketakutan, bukan rasa sakit yang dialami. Dan akhirnya, anak akan terbiasa ketakutan apabila melihat darah atau merasakan sakit.
2. Mendidik Anak Bersikap Ceroboh, Ceplas-Ceplos dan Mengganggu Orang Lain, namun Menganggapnya Sebuah Keberanian.
Ini merupakan bentuk kesalahan orang tua dalam mendidik anak, dan merupakan kebalikan dari sikap yang pertama (poin 1). Adapun sikap yang tepat bagi orang tua  adalah mengarahkan kepada anak untuk bersikap pertengahan dari keduanya. Yakni mendidik anak untuk bersikap berani bersikap tetapi tidak berlebihan.
3. Mendidik Anak Tidak Berpendirian, Indispliner, Serta Membiasakan Mereka Hidup Mewah dan Berlebihan

Sikap ini akan membawa anak tumbuh dalam kemewahan dan kesenangan. Yang terpikirkan olehnya hanyalah kesenangan pribadi semata. Dia tidak mempunyai kepedulian kepada orang lain. Dia tidak mau bertanya tentang nasib dan keadaan saudara-saudaranya sesama Muslim, serta tidak mau berbagi suka dan duka bersama mereka. Metode pendidikan seperti ini akan merusak fitrah anak sebagai makhluk sosial, menghilangkan sifat istiqamah yang dimilikinya, serta  memupuskan –sikap menjaga- harga diri dan keberaniannya. (bersambung insya Allah )
Sumber : Disalin dari buku “Jangan Salah Mendidik Buah Hati” karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al Hamd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar