Kamis, 30 Mei 2013

Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa

Ingat maupun tidak, tapi hadist mengenai anak soleh akan mendoakan orangtua, atau anak yang soleh doanya dikabulkan dan akan menolong orangtua ketika di akhirat kelak sangat familiar ditelinga bu Nisa.
Orang tua mana yang tidak mau punya anak yang soleh, segala cara terus dilakukan untuk mendapatkan anak yang soleh. Baik menyekolahkan ditempat yang mahal, yang agamanya bagus, sampai mengantar jauh keluar kota untuk mendapatkan anak yang soleh.
Ya,anak yang soleh harus diupayakan dan sudah merupakan kewajiban orangtua untuk men-solehan anaknya dengan cara yang benar.

Al-Bugisiy


Jumat, 24 Mei 2013

Khutbah Iblis Yang Sangat Menyentuh Hati…

KHUTBAH IBLIS YANG SANGAT MENYENTUH HATI… Ustadz Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja. MA

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ
“Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…” (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Unhas Meluncurkan Komunitas Penghafal Al-Qur’an

Ahad, 19 Mei 2013, Universitas Hasanuddin meluncurkan Hasanuddin Qur’an Community (Komunitas Penghafal Al-Qur’an Universitas Hasanuddin). Acara peluncuran yang dihadiri sekitar 160 orang ini diadakan di di gedung PKP (Pusat Kajian dan Penelitian) Universitas Hasanuddin dan disaksikan sekitar 170 hadirin. Komunitas ini diresmikan oleh Wakil Rektor III Unhas, Ir. Nasaruddin Salam, M.T.
Dalam sambutannya, Pak Nasaruddin sedikit mengungkap trend sebagian besar perusahaan-perusahaan sekarang ini dalam merekrut karyawan. Menurut beliau banyak perusahaan yang merekrut karyawan dari sarjana -sarjana bukan karena kemampuan akademiknya, tetapi dari integritas dan karakternya. Ini dikarenakan asumsi perusahaan-perusahaan tersebut bahwa nilai akademik yang berhubungan dengan keterampilan memanfaatkan teknologi dapat dengan cepat dipelajari. Misalnya seorang sarjana teknik mesin, dilatih 3 bulan saja sudah bisa bekerja dengan baik. Beda dengan pembentukan integritas dan karakter yang membutuhkan waktu cukup lama, mungkin 2 tahun juga belum cukup.
Akademisi yang berasal dari Bulukumba ini berkali-kali menekankan pentingnya menghafal al-Qur’an. Orang yang menghafal al-Qur’an dan menjiwainya maka dia akan memilik karakter yang baik. Beliau pun menganalogikan hal tersebut dengan komputer, “Jika dalam hati manusia dipenuhi al-Qur’an, maka yang keluar pun al-Qur’an. Sama dengan komputer, jika diisi dengan suatu memori, maka yang keluar pun isi memori itu,” pungkasnya.

Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.5

Pada edisi lalu (tulisan 1 -4) telah kami sebutkan 16 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
17. Berdoa Buruk untuk Anak
Betapa banyak orang tua khususnya ibu-ibu yang mendoakan keburukan bagi anak-anaknya, maka engkau dapati –karena sebab yang kecil saja- mendoakan buruk kepada anaknya agar mati karena penyakit demam, atau terbunuh dengan peluru, atau tertabrak mobil atau mengalami kebutaan dan bisu. Engkau juga dapati bapak yang mendoakan buruk kepada anak-anak hanya karena mendapatkan sedikit perilaku durhaka dari anak-anaknya, sementara dia tidak menyadari bahwa kedurhakaan anak-anaknya itu karena mereka sendirilah penyebab utamanya.
Orang tua tidak pernah menyadari bahwa doa itu terkadang bertepatan dengan waktu dikabulkannya, sehingga apa yang didoakannya itu benar-benar terjadi, dan akhirnya hanya penyesalan yang tiada arti lagi.
Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada,
“Janganlah kamu berdoa keburukan atas diri kamu, janganlah kamu berdoa keburukan atas anak-anak kamu, Janganlah kamu berdoa keburukan harta-harta kamu, janganlah kalian (mendoakan mereka) agar (doa yang kalian panjatkan ) tidak bertepatan dengan waktu Allah yang mustajab (memberi segala permintaan hamba-Nya) sehingga Allah mengabulkan untuk kalian doa yang buruk tersebut.”

Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.4

Pada edisi lalu (tulisan 1 -3) telah kami sebutkan 13 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
14.        Benci Terhadap Anak Perempuan
Sebelum kita mengkaji masalah ini sebagai bentuk kesalahan dalam pendidikan anak, yang paling penting untuk digarisbawahi adalah bahwa sikap ini merupakan cerminan kesalahan dalam akidah dan keyakinan.
Sebagian orang ketika diberikan rezeki oleh Allah Ta’ala dengan lahirnya seorang anak perempuan maka ada rasa benci, dan dadanya terasa terhimpit dengan kehadirannya. Ini adalah perilaku dan budaya jahiliyah, sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya,
“Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.” (Q.S. An-Nahl: 58-59)

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Syaikh Muhammad Bin Shâlih al-Utsaimîn

Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla dan menjaga shalat lima waktu kita serta mengerjakannya dengan penuh ketaatan. Ketahuilah, sesungguhnya shalat adalah tiang agama. Karena itu, tidak akan tegak agama seseorang yang meninggalkan shalat dan ia tidak akan mendapatkan bagian dalam agama ini. Menegakkan shalat adalah suatu bentuk keimanan dan meninggalkannya merupakan kekufuran. Maka, siapa yang menjaga shalatnya, maka hatinya akan bercahaya, demikian pula wajah dan kuburnya, dan saat dikumpulkan di Mahsyar, ia juga akan mendapat keselamatan pada hari kiamat. Dia akan dikumpulkan bersama orang-orang yang telah diberi kenikmatan oleh Allah Azza wa Jalla yaitu para nabi, shiddîqîn, syuhadâ` dan shâlihîn. Adapun sebaliknya, siapa yang tidak menjaga shalatnya, dia tidak akan mendapatkan cahaya dan keselamatan pada hari kiamat, dan di akhirat kelak dia akan dikumpulkan bersama Fir`aun, Hâmân, Qârûn, dan Ubai bin Khalâf.

Wahai, kaum Muslimin, bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat, padahal shalat adalah penghubung kita dengan Allah Azza wa Jalla . Jika kita tidak memiliki penghubung antara kita dengan Allah Azza wa Jalla , dimana ubûdiyah (penyembahan) kita ? Dimana (wujud) kecintaan kita kepada Allah Azza wa Jalla , dan ketundukan kita kepada-Nya ? Sungguh celaka dan rugi orang yang setiap kali mendengar panggilan kepada dunia, dengan segera ia memenuhinya dan ketika mendengar seseorang menyeru kepada Allah Azza wa Jalla hayya alas shalâh dan hayya ala falâh, mereka merasa berat hati dan berpaling.
Wahai kaum Muslimin, bukankah kita semua tahu bahwa amal yang pertama kali akan dihisab oleh Allah Azza wa Jalla pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat kita baik, maka baik pula seluruh amal ibadah kita. Dan jika rusak, maka rusak pula amal ibadah kita.
Wahai umat Muhammad, marilah kita tegakkan shalat kita selagi kita masih berada di dunia. Ingatlah Allah Azza wa Jalla di saat lapang, niscaya Allah Azza wa Jalla akan mengingat kalian di waktu sempit. Siapa yang melupakan Allah Azza wa Jalla , Allah Azza wa Jalla pun akan melupakannya. Siapa yang meremehkan perintah Allah Azza wa Jalla , Allah pun akan meremehkannya. Wahai umat Muhammad, siapakah di antara kita yang merasa aman dengan kematian kemudian bertaubat dan mengerjakan shalat ? Bukankah masing-masing kita takut dengan kematian dan tidak mengetahui waktunya ? Bukankah kematian itu datang secara tiba-tiba dalam keadaan manusia tidak merasa ? Bukankah kematian mendatangi manusia di dunia ini saat mereka lalai?
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya setelah kematian yang datang secara tiba-tiba tidak ada lagi amal setelahnya, yang ada setelah itu hanyalah balasan dari amal perbuatannya. Maka, siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah ia akan melihatnya, dan siapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah , dia juga akan melihatnya.
Wahai kaum Muslimin, wahai orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beriman kepada wahyu yang diturunkan Allah Azza wa Jalla kepadanya. Sesungguhnya di antara ketentuan yang Allah Azza wa Jalla wajibkan dalam shalat itu adalah hendaknya kita mengerjakannya di masjid bersama jamaah kaum Muslimin. Marilah kita menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan ruku` bersama orang-orang yang rukû`. Ini adalah jalan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya. `Abdullâh bin Mas`ûd Radhiyallahu anhu mengatakan , “Siapa di antara kalian yang kelak ingin berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan Islam (berserah diri), hendaklah dia menjaga shalat-shalatnya, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mensyariatkan sunah-sunah petunjuk kepada Nabi-Nya, dan shalat itu termasuk sunah-sunah petunjuk. Jika kita shalat di rumah, maka itu sama saja kita meninggalkan sunah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Jika kita meninggalkan sunah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka kita akan tersesat. Jika seorang yang berwudlu dan membaguskan wudlunya, setelah itu dia menuju masjid, maka pada setiap langkahnya Allah Azza wa Jalla akan memberikan satu kebaikan yang akan mengangkat kedudukannya satu derajat dan menghapuskan satu kesalahannya. Menurutku, orang yang meninggalkan shalat tiada lain adalah orang munafik yang diketahui nifaknya.”
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya shalat jamaah di masjid itu termasuk suatu kewajiban, dan orang yang melaksanakan, berarti ia telah menegakkan shalat dan menjaganya. Orang yang shalat bersama jamaah berarti telah menegakkan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla . Sedangkan orang yang meninggalkan jamaah tanpa udzur, berarti ia telah berbuat maksiat kepada Allah Azza wa Jalla dan membahayakan shalatnya. Sebagian Ulama` mengatakan, “Siapa yang meninggalkan shalat jamaah tanpa udzur, maka shalatnya batil (tidak sah). Ucapan di atas di katakan oleh adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t dan Imam Ahmad dalam sebuah riwayat. Sesungguhnya shalat jamaah itu lebih afdhal dari pada shalat sendirian sebesar 27 derajat. Orang yang meninggalkan shalat jamaah tanpa udzur adalah orang yang pemalas dan lalai. Keadaan mereka seperti keadaan orang-orang munafik yang difirmankan oleh Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur`ân :
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. [an-Nisâ`/4:142]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَثْقَلُ اَلصَّلَاةِ عَلَى اَلْمُنَافِقِينَ: صَلَاةُ اَلْعِشَاءِ, وَصَلَاةُ اَلْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Shalat yang (dirasakan) paling berat oleh orang-orang munafik adalah shalat Isyâ` dan shalat Fajr(subuh). Seandainya mereka mengetahui (pahala) apa yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak”. [HR. al-Bukhâri 644]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersumpah bahwa seandainya orang munafik yang meninggalkan shalat itu mendapatkan rezeki sedikit di dunia, niscaya ia akan menghadiri shalat jamaah dan kebanyakan orang-orang yang meninggalkan shalat jamaah seandainya mereka disibukkan dengan urusan duniawi ketika terbit fajar, niscaya ia akan bersemangat untuk hadir tepat pada waktunya. Shalat jamaah adalah suatu aktifitas dan ketenangan dan meninggalkannya merupakan bentuk kemalasan, dan sedangkan tergesa-gesa dalam mengerjakannya biasanya tidak tuma`ninah. Orang yang mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa keadaannya seperti seekor burung yang mematuk makanannya. Barangkali dia juga mengakhirkan waktu shalatnya. Shalat jamaah akan melahirkan suatu kecintaan dan kelembutan serta akan menerangi masjid dengan dzikir kepada Allah Azza wa Jalla . (Dengan shalat) syiar-syiar Islam akan nampak. Dalam shalat jamaah ada suatu pembelajaran bagi orang-orang jahil, peringatan bagi orang yang lalai dan kemaslahatan yang sangat banyak. Bagaimana pendapat kalian jika shalat jamaah itu tidak disyariatkan, dan tidak mungkin Allah Azza wa Jalla menghendaki demikian, bagaimanakah keadaan kaum Muslimin ? (tentu) mereka akan terpecah belah, masjid-masjid akan tutup dan umat ini akan memiliki syi`ar jamâ`i dalam agama ini. Karena itulah di antara hikmah Allah Azza wa Jalla dan rahmat-Nya, Dia mewajibkannya kaum Muslimin. Marilah kita bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla dengan nikmat ini. Marilah kita laksanakan kewajiban ini. Marilah kita merasa malu kepada Allah Azza wa Jalla ketika meninggalkan perintah-Nya, serta waspada terhadap siksa-Nya.
Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan pertolongan kepada kita agar bisa selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, beribadah kepada-Nya dengan baik, serta mengumpulkan kita di dunia ini di atas ketaatan. Dan di akhirat berada di kampung kemuliannya (surga) serta memberikan kita hidayah ke jalan yang lurus.
(Disadur dari kitab Adh-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuththabil Jawâmi` karya Syaikh Muhammad Bin Shâlih al-Utsaimîn 2/198-202)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196] Almanhaj.or.id

Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.3


Pada edisi lalu (tulisan 1 dan 2) telah kami sebutkan 7 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
8. Terlalu Kikir dan Pelit terhadap Anak
Sebagian orang tua ada yang terlalu kikir dan pelit terhadap anak-anaknya melebihi batas kewajaran, sehingga mebuat anak-anak mempunyai perasaan kekurangan dan merasa sangat membutuhkan. Hal ini dapat mendorong si anak untuk mencari cara mendapatkan uang dengan berbagai macam cara. Bisa jadi dengan cara mencuri, mengemis atau berdekatan (menjilat) kepada teman-teman jahat mereka, serta pelaku kejahatan (kriminal) lainnya.

Kelalaian dan Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Bag.2

Pada edisi lalu telah kami sebutkan 3 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
4. Memanjakan Anak dan menuruti Semua Keinginannya.
Ada sebagian orang tua yang selalu menuruti apa yang diminta dan diinginkan oleh Anaknya. Tidak ada satupun permintan yang mereka tolak. Tipe orang tua seperti ini terlalu berlebih-lebihan dan tanpa perhitungan dengan memberikan segalanya untuk sang anak.
Melihat sikap orang tua seperti ini, sang anak akan terbiasa menghamburkan harta dan membelanjakannya hanya sekedar untuk menuruti kesenangannya semata. Hal ini akan membuat mereka semakin buta dan tidak peduli dengan nilai harta (uang), serta tidak dapat menggunakan harta yang dimilikinya dengan baik.

KELALAIAN DAN KESALAHAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

Meski begitu besar tanggung jawab dalam mendidik anak, namun banyak orangtua yang melalaikannya. Bahkan tidak sedikit yang menganggap enteng amanah tersebut. Mereka tidak memelihara dengan sebaik-baiknya. Mereka menelantarkan anak-anaknya, mengabaikan pendidikannya, tidak memperhatikan dan tidak mengarahkan mereka.
Begitu mereka melihat benih-benih penyimpangan dan kenakalan pada anak-anak mereka, mulailah mereka menghardik dan mengeluhkannya. Mereka tidak menyadari, penyebab utama dari kenakalan dan penyimpangan itu adalah kelalaian mereka sendiri. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah sya’ir,
Dia telah campakkan anak-anaknya ke telaga dengan terbelenggu
Lalu berkata, “Jangan sekali-kali engkau basah dengan air!”
Kelalaian dalam mendidik anak banyak sekali bentuk dan ragamnya. Semua bentuk kelalaian itu akan menjadi penyebab penyimpangan dan kenakalan pada anak-anak. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
1. Membiasakan Anak Memiliki Sifat Penakut dan Tidak Percaya Diri

Anak Susah Diawasi?

mendidik-anak
Mendidik anak memang tidak bisa dikatakan mudah. Selain berhadapan dengan jiwa dan keinginan si anak, seorang pendidik juga berhadapan dengan berbagai lingkungan yang bisa mempengaruhi kepribadian anak didik. Hal itu membutuhkan pengawasan yang baik agar bangunan yang didirikan oleh sang pendidik tidak mudah runtuh karena pengaruh jiwa dan lingkungan anak.
Abu dan Ummu yang semoga dirahmati Allah…
Untuk melakukan pengawasan terhadap anak memang dibutuhkan tenaga ekstra. Terlebih lagi jika anak kita hidup dalam suatu lingkungan yang bisa dikatakan kurang baik. Meskipun demikian, tetap saja kita harus mengusahakan hal tersebut, karena pendidikan anak harus berjalan seimbang, baik dari sisi pembimbingan, maupun dari sisi perlindungan dari hal yang merusak.

Jangan Lalai Mendidik Anak

Kedua orang tua memiliki hak atas anak-anaknya. Begitu sebaliknya, anak-anak juga memiliki hak atas orang tua mereka. Ketika Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk berbakti kepada kedu orang tua, Dia juga memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada anak-anak kita.
Berbuat baik kepada anak-anak kita dan menjaga pendidikan mereka adalah bagian dari pelaksanaan amanah yang telah Allah berikan. Sedangkan pengabaian dan kelalaian dalam memenuhi hak-hak mereka adalah kelalaian dan pengkhianatan atas amanat tersebut.
Banyak sekali dalil di dalam al Qur’an dan as Sunnah yang memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada anak-anak dan menunaikan amanah tersebut dengan baik. Dan, di sisi lain memberi ancaman jika terjadi pengabaian dan kelalaian atas hak-hak mereka.

Memahami Kalimat Cinta Tertinggi

Oleh Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.

Seperti telah disebutkan bahwa kita tak akan pernah mencapai manisnya kisah cinta dengan sang Rabb kecuali bila makna ‘La ilaha illallah’ benar-benar dipahami. Kalimat agung ini, jika saja diucapkan dengan penuh kesadaran dan perasaan, sesungguhnya adalah kalimat yang memiliki makna yang sangat dekat dengan hati kita. Kalimat ini adalah kalimat yang kutub putarannya pada segala kemahasempurnaan. Sebuah pengakuan hakiki akan segala kemahaagungan dan kemuliaan. Ia adalah sebuah ungkapan hati yang tunduk sempurna pada Allah.
Pernahkan kita mencoba memahaminya?

Kamis, 23 Mei 2013

~☼ HATI YANG RIDHA ☼~

بسم الله الرحمن الرحيم


Pernahkah Anda berpikir, mengapa Anda tidak memiliki uang melimpah dan pasangan rupawan? Atau adakah diantara Anda yang bertanya, mengapa Anda terlahir sebagai orang yang lemah dan bukan menjadi orang yang berkuasa?

Sabtu, 18 Mei 2013

Melahirkan Generasi Rabbani, Berakhlak Qur’ani

Judul di atas adalah tema dari Wisuda Santri ke-VI Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan al-Qur’an (LP3Q) Dewan Pimpinan Cabang Wahdah Islamiyah Makassar, pada hari Ahad 22 Mei 2011. Kegiatan yang diikuti oleh TKA/TPA binaan dan non binaan LP3Q DPC WI Makassar ini berlangsung di auditorium Hasanuddin, Lantai I, Gedung PKP2A LAN Antang Makasar. Sebanyak 150 santri ikut dalam wisuda tahun ini, lebih banyak dari wisuda tahun lalu yang diikuti 136 santri.
Acara dimulai dengan tilawatil Qur’an yang dibawakan oleh beberapa santriwan dan santriwati dilanjutkan dengan pembacaan ikrar santri, pemberian sambutan, pembacaan TKA/TPA serta wisudawan/ti terbaik dan diakhiri dengan prosesi wisuda. Di sela-sela acara dimeriahkan dengan unjuk kebolehan dari beberapa santri, seperti hapalan al-Qur’an, puitisasi al-Qur’an, dan nasyid.
Bapak Darto, S.Pd. ayah dari salah seorang wisudawan diberi kesempatan untuk memberikan pesan dan kesan. Darto mengatakan bahwa dia sangat terbantu dengan terbinanya anaknya di TKA/TPA, anaknya menjadi penurut serta lebih baik akhlaknya setelah aktif di TKA/TPA. Dalam kesempatan itu dia mengucapkan terima kasih kepada ustadz dan ustadzah yang telah membina anaknya. Dia juga berharap agar TKA/TPA diperbanyak lagi supaya orang tua santri lebih mudah memasukkan anak-anaknya untuk belajar Islam di TKA/TPA.

Pecinta yang Setia

  • Dari Ali (bin Abi Thalib) Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik wanitanya ialah Maryam putri Imran. Dan sebaik-baik wanitanya ialah Khadijah.” (HR. Bukhari)
  • Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Banyak laki-laki yang sempurna, Namun tidak ada wanita yang sempurna kecuali Aisyah istri Fir’aun dan Maryam putri Imran. Dan sesungguhnya keutamaan Aisyah dibanding wanita lainnya ialah seperti keutamaan ‘tsarid’ dibanding makanan lainnya.” (HR. Bukhari)

syarat Al-Qur'an Tentang Atmosfer

atmosfer bumiStudi modern memberi bukti penting bahwa atmosfer pada sabuk Allen memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempertahankan kehidupan.
Atmosfer menjaga suhu cuaca di sekitar rentang normal. Untuk memikirkan betapa besar nikmat ini, kami mengambil bulan sebagai contoh; suhu satu sisi bulan adalah lebih dari seratus derajat, sementara suhu di sisi lain adalah seratus derajat di bawah nol. Planet terdekat dengan matahari mengalami masalah yang sama. Sebagian besar planet tidak memiliki atmosfer, atau atmosfes yang kurang kepadatannya, sehingga sebagai akibatnya mereka menjadi sasaran meteor berat, ledakan energi destruktif dari matahari dan radiasi yang dipancarkan dari matahari dan bintang lainnya.
Semua planet terhujani meteor kecuali bumi, kecuali beberapa kali saja, dan biasanya sangat kecil yang menembus atmosfer yang mencegah banyak mencapai bumi.